Selasa, 03 September 2019

RUPS Bank BNI Lahirkan Dirut Baru, Berikut Sejarah Singkat Dirut Baru Bank BNI


Achmad Baiquni ditunjuk dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebagai direktur utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Sebelumnya, Achmad Baiquni merupakan direktur keuangan dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sejak 20 Mei 2010. Tercatat, Achmad Baiquni memulai karir perbankan nya di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., sejak tahun 1984.

Baiquni juga pernah meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Padjadjaran, Bandung pada 1982. Yang kemudian, Baiquni melanjutkan dengan meraih gelar Master of Business Management dari Asian Institute of Management, Makati, Filipina pada 1992.

Baiquni telah mengikuti beberapa pelatihan, kursus dan seminar perbankan termasuk Risk Management in Retail Banking (BSMR) di Belanda, Executive Training for Director di The Wharton School of The University of Pennsylvania Amerika Serikat, dan Bank Indonesia’s Executive Risk Management Certification (BSMR) di Singapura.

Selain itu, pria kelahiran Surabaya pada 1957 ini juga pernah mengikuti Retail Banking Conference (LAFERTY) di Singapura, Asian Bankers Surveyor Program Bank of New York di New York, dan SESPIBANK IBI di Jakarta. Mewakili BRI dalam berbagai roadshow maupun conference di London, New York dan Singapura.

Tidak hanya direksi, pemegang saham juga merombak jajaran dewan komisaris emiten berkode saham BNI tersebut.


Sumber: Liputan6.com

Sejarah Singkat Direktur Umum Yang Terbaru Dari Bank BNI


Dirut baru Bank Negara Indonesia (BNIAchmad Baiquni memiliki sejarah panjang di dunia keuangan utamanya perbankan. Berikut, sejarah singkat Achmad Baiquni.


Warga Negara Indonesia, 57 tahun. Diangkat sebagai Direktur Keuangan BRI sejak tanggal 20 Mei 2010. Memulai karir perbankan di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sejak tahun 1984. Sebelumnya pernah menduduki beberapa jabatan manajerial, diantaranya adalah Direktur Bisnis Usaha Kecil, Menengah, dan Syariah, Direktur Korporasi, Direktur Konsumer, dan Pemimpin Divisi Pengelolaan Bisnis Personal.

Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Padjadjaran, Bandung (1982) dan Master of Business Management dari Asian Institute of Management, Makati, Filipina (1992). Telah mengikuti beberapa pelatihan, kursus dan seminar perbankan termasuk Risk Management in Retail Banking – BSMR (Belanda); Executive Training for Director – The Wharton School of The University of Pennsylvania (Amerika Serikat); Bank Indonesia’s Executive Risk Management Certification – BSMR (Singapura); Retail Banking Conference – LAFERTY (Singapura); Asian Bankers Surveyor Program – Bank of New York (New York); dan SESPIBANK – IBI (Jakarta). Mewakili BRI dalam berbagai roadshow maupun conference di London, New York dan Singapura.


Sumber: republika.co.id

Sambut Era Perbankan Digital, Bank BJB Siap Untuk Hadapi Tantangan


Era digital seperti sekarang memang bisa mempermudah setiap orang, banyak sekali kebutuhan-kebutuhan yang bisa kita dapat melalu peran media sosial ataupun e-commerce, termasuk juga soal perbankan.

Bicara soal perbankan di era digital, Bank BJB hadir dengan jajaran manajemen baru yang akan menjawab tantangan perkembangan digital di tengah persaingan yang kian kompetitif.

Jajaran direksi Bank BJB saat ini dipimpin oleh Yuddy Renaldi sebagai Direktur Utama, Agus Mulyana sebagai Direktur Kepatuhan, Nia Kania sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko, Rio Lanasier sebagai Direktur IT, Treasury, dan International Banking, Suartini sebagai Direktur Konsumer dan Ritel serta Tedi Setiawan sebagai Direktur Operasional. 

Bank dengan kode emiten BJBR ini berhasil menorehkan kinerja positif pada Triwulan II 2019.  Dimana Bank BJB mencatatkan aset sebesar Rp120,7 triliun atau tumbuh sebesar 6,4% year on year yang didukung oleh penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp95,1 triliun atau tumbuh 7% y-o-y. Dengan Total kredit meningkat 8,2% menjadi sebesar Rp78,2 triliun. Kinerja bisnis tersebut membuat bank bjb berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp803 miliar. 

”Peningkatan layanan diharapkan menjadi pondasi bank bjb untuk mencapai visi menjadi 10 bank terbesar dan berkinerja baik di Indonesia lewat bisnis yang berkualitas dan berkelanjutan,” ujar Direktur Utama bank bjb pada sesi pemaparan kinerja dalam acara Analyst Meeting Triwulan II 2019 di Jakarta, Kamis (25/7/2019). 

Berbagai langkah strategis ysng ditempuh Bank BJB untuk percepatan bisnis dan peningkatan layanan kepada nasabah. Agus Mulyana yang juga termasuk jajaran direksi Bank bjb akan melakukan pengembangan digitalisasi produk dan layanan, dengan rencana pengembangan jangka pendek yang akan dilakukan yaitu melakukan akselerasi pembangunan beberapa produk dan layanan elektronik serta digital banking antara lain:
  • Pengembangan e-money server based untuk transaksi menggunakan QR Code. 
  • Perluasan fitur dari mobile banking bank bjb termasuk bjb Digi yang lebih user friendly. 
  • Integrasi bisnis digital dengan perusahaan Fintech termasuk e-commerce. 
  • Self service banking machine atau e-kiosk dan transaksi menggunakan chat bot.
Sedangkan untuk pengembangan jangka panjang dalam digitalisasi layanan, Bank BJB dengan jajaran komisaris diisi oleh Farid Rahman sebagai Komisaris Utama Independen, Eddy Iskandar Muda Nasution dan Muhadi sebagai Komisaris, serta Fahlino F. Sjuib dan Yayat Sutaryat sebagai Komisaris Independen.akan mengoptimalkan kolaborasi dengan pemerintah daerah dalam bentuk elektronifikasi layanan pengelolaan keuangan daerah, antara lain digitalisasi layanan publik, digitalisasi Pemerintahan Daerah dan mendukung program Smart City. 

"Kami meyakini di dalam setiap perubahan akan selalu ada peluang dan tantangan untuk dihadapi. bank bjb siap menghadapi tantangan-tantangan baru ini dan membuktikan bahwa bank bjb merupakan bank yang adaptif dan dinamis dalam merespon kebutuhan layanan transaksi nasabah,"  ujar Direktur Utama bank bjb Yuddy Renaldi.

Sumber: Ayobandung.com

Pengelolaan Resiko Dinilai Sangat Baik, Bank BJB Raih Penghargaan TOP GRC 2019


Salah satu kunci yang harus diterapkan dalam setiap usaha bisnis adalah Pengelolaan risiko. Peran manajemen risiko yang lebih banyak berada di balik layar ini tak akan banyak terlihat. Namun pada dasarnya, fungsinya terlampau besar untuk dihiraukan begitu saja. Seperti halnya "Bak menggali untuk menutup lubang" tanpa risiko yang terkelola dengan baik, penetrasi usaha yang dilakukan tak akan menjadi apa-apa. 

Sebagai Plt Dirut Bank BJBAgus Mulyana Sudah baik dalam kinerja dengan Menerapkan Pengelolaan Risiko yang Baik. Bank bjb menyadari sekali dalam signifikansi yang dimainkan pengelolaan risiko usaha ini. Fungsinya yakni untuk membangun dasar analisis yang kuat sehingga berbagai langkah untuk pengambilan keputusan usaha yang dijalankan perbankan bisa terhindar dari risiko merugikan bahkan mendorong ekspansi keuntungan pada level optimal. 

Pola manajemen risiko yang diterapkan bank bjb selama ini sudah terbukti berhasil dengan memberi rasa aman sekaligus menunjang pertumbuhan dan perkembangan perusahaan. Hal tersebut bisa dilihat dari kualitas kredit bank bjb yang berhasil dijaga dengan baik .

Catatan perseroan pada Semester I 2019 rasio Non Performing Loan (NPL) bank bjb terjaga di level 1,7% atau lebih baik dibanding rasio NPL industri perbankan per Mei 2019 yang sebesar 2,61%. Sementara itu, rasio Net Interest Margin (NIM) bank bjb berada pada level 5,7% atau berada di atas rata-rata rasio NIM industri perbankan yang mencapai 4,9%. 

Sedangkan dari segi kinerja, tercatat total aset bank bjb berhasil tumbuh 6,4% year on year (yoy) menjadi sebesar Rp120,7 triliun. Pertumbuhan aset ini didukung oleh penghimpunan DPK sebesar Rp95,1 triliun atau tumbuh sekitar 7% yoy. Sedangkan untuk laba bersih setelah pajak tercatat sebesar Rp803 miliar. Untuk total kredit yang disalurkan mencapai Rp78,2 triliun atau tumbuh sebesar 8,2% yoy. 

Positifnya langkah pengelolaan risiko perusahaan ini juga diakui berbagai pihak yang kompeten, termasuk di antaranya Top Business, Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), Indonesia Risk Management Professional Association (IRMAPA), Institute Compliance Professional Indonesia (ICoPI), dan Asia Business Research Center yang saling bekerja sama memberikan Sebuah penghargaan TOP GRC (Governance, Risk & Compliance) 2019. 

Dalam hajat tersebut, bank bjb mendapatkan penghargaan TOP GRC 2019 #4 Stars. Bank bjb dinilai telah menerapkan manajemen risiko dan kepatuhan sangat baik. Penghargaan ini dinilai dari tiga aspek utama, yakni sistem, infrastruktur, dan implementasi tata kelola perusahaan. 

Dewan juri menilai sistem, infrastruktur, dan implementasi tata kelola perusahaan yang baik (GCG), manajemen risiko dan manajemen kepatuhan di perusahaan, berada di tingkat yang sangat baik sehingga dapat mendukung peningkatan kinerja bisnis perusahaan yang berkelanjutan. Direktur Kepatuhan bank bjb Agus Mulyana juga didapuk sebagai The Most Committed GRC Leader 2019 dalam ajang ini. 

"bank bjb menyadari berbagai langkah usaha yang dilakukan perseroan harus dilandasi oleh tujuan mulia untuk terus berkembang dan berkontribusi bagi negeri. Seluruh keputusan perusahaan selalu didasarkan pada prinsip tata kelola yang baik, didukung analisis tajam untuk melihat berbagai peluang dan ikhtiar nyata demi mempertahankan kebutuhan nyata dan berkelanjutan," kata Pemimpin Divisi Corporate Secretary bank bjb, M. As'adi Budiman. 

TOP GRC adalah kegiatan pembelajaran bersama tentang governance, risk, and compliance sekaligus apresiasi kepada perusahaan yang dinilai berkinerja baik dan telah menerapkan GRC dalam pengelolaan usaha bisnisnya. bank bjb sendiri selalu menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik alias good corporate governance (GCG) dalam setiap langkah usahanya. Penerapan sistem tata kelola ini merupakan salah satu upaya perusahaan untuk menghindari potensi fraud yang merugikan berbagai pihak dari beragam aspek. GCG bank bjb telah terbukti bekerja dengan baik dan beberapa kali membuat perbankan diganjar penghargaan, tak terkecuali dari lembaga antirasuah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).


Sumber : Ayobandung.com

Direktur Kepatuhan Bank BJB, Agus Mulyana Menjadi Plt Dirut di BJB


Dengan diberhentikannya Ahmad Irfan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), membuat Direktur Kepatuhan Bank  BJB, Agus Mulyana ditunjuk menjadi pelaksana tugas (plt) direktur utama (dirut) di Bank BJB.  

RUPSLB juga menetapkan akan membuka seleksi calon dirut baru until menjalankan visi baru perseroan sebagai agen pembangunan daerah pun dalam meningkatkan penetrasi kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

“Dirut baru hasil fit and proper test akan dilantik Maret (2019) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. Tetapi sesuai ketentuan OJK, posisi dirut tidak boleh kosong. Jadi ada rangkap jabatan oleh direktur kepatugan sebagai plt dirut,” ucap Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil di Bandung, Selasa (11/12).

Dalam agenda perubahan pengurus RUPSLB, pemegang saham menyetujui perubahan pengurus Perseroan yaitu memberhentikan dengan hormat Ahmad Irfan selaku Direktur Utama Bank BJB.

Pemberhentian ini terhitung sejak ditutupnya Rapat dan Pemberhentian Agus Gunawan selaku Direktur Komersial dan UMKM Bank BJB yang wafat pada tanggal 9 November 2018.

Selain itu, pemegang saham juga menyetujui pemberhentian dengan hormat Komisaris Utama Independen Bank BJB Klemi Subiyantoro beserta dua Komisaris Independen Bank BJB Rudhyanto Mooduto dan Suwarta.

Suartini selaku Direktur Konsumer dan Ritel Bank BJB akan rangkap melaksanakan tugas dan tanggung jawab Direktur Komersial dan UMKM perseroan. Adapun pengurus lainnya tidak mengalami perubahan yaitu Nia Kania sebagai Direktur Keuangan dan Fermiyanti sebagai Direktur Operasional serta Muhadi sebagai Komisaris Bank BJB dan Yayat Sutaryat sebagai Komisaris Independen Perseroan.

“Mendapat mandat RUPS merangkap sebagai dirut. Hal biasa dalam organisasi. Saya akan terus menjalankan program-program yang sudah dibangun oleh Pak Ahmad Irfan, dan akan memerbaiki jika ada kekurangan,” tukas Agus Mulyana.

Di ketahui Agus Mulyana  sempat menjabat Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Bank BjB sejak Mei 2015. Pria kelahiran Bandung tahun 1964 ini sebelumnya pernah menjadi Pemimpin Divisi Corporate Secretary Bank BJB pada periode 2014 – 2015, dan Pemimpin Kantor Wilayah III Bank BJB sepanjang 2013 – 2014. 


Senin, 02 September 2019

Memulai Karir Di BNI, Hingga Menjadi Direktur Utama BNI, Inilah Profil Dari Achmad Baiquni


Memulai karir perbankan di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sejak tahun 1984 dan pernah menduduki beberapa jabatan manajerial, diantaranya adalah Direktur Bisnis Usaha Kecil, Menengah, dan Syariah, Direktur Korporasi, Direktur Konsumer, serta Pemimpin Divisi Pengelolaan Bisnis Personal.

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk telah menetapkan Achmad Baiquni sebagai Direktur Utama menggantikan Gatot M Suwondo yang telah habis masa jabatannya. Baiquni sebelumnya menjabat sebagai Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.‎ Dia diangkat sebagai Direktur Keuangan BRI pada  tanggal 20 Mei 2010. 

Dalam hal pendidikan‎, Baiquni meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Padjajaran, Bandung pada 1982 dan Master of Business Management dari Asian Institute of Management, Makati, Phillipina  pada 1992. 

Kemampuannya mengelola bank terus diasah dengan mengikuti beberapa pelatihan, kursus, dan seminar perbankan diantaranya adalah Risk Management in Retail Banking yang diadakan oleh BSMR  di Belanda, Executive Training for Director yang diadakan oleh The Wharton School of The University of Pennsylvania  di Amerika Serikat, Bank Indonesia’s Executive Risk Management Certification yang digelar oleh BSMR  di Singapura. 

Selain itu, Baiquni juga pernah mengikuti Retail Banking  Conference yang diadakan oleh LAFERTY di Singapura, Asian Bankers Surveyor Program yang digelar oleh Bank of New York  di New York Amerika Serikat dan beberapa lainnya.

Untuk diketahui, pada Selasa (17/3/2015), RUPS BNI merombak hampir sebagian besar manajemen baik di jajaran komisaris maupun direksi. Untuk Wakil Direktur Utama dijabat oleh Suprajarto yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur BRI, sedangkan posisi direktur BNI lainnya adalah Rico Rizal Budidarmo, Herry Sidharta, Adi Sulistyowati, Bob Tyasika Ananta, Anggoro Eko Cahyo, Imam Budi Sarjito, dan Sutanto‎.

M‎ereka menggantikan Felia Salim (Wakil Dirut), Yap Tjay Soen (Direktur Keuangan), Krisna R.Suparto (Direktur Business Banking), Ahdi Jumhari Ludin (Direktur Hukum dan Kepatuhan), Suswoko Singoastro (Direktur Treasuri). 

Dalam hal Komisaris, RUPS juga menunjuk Mantan Menteri Ekonomi RI, Rizal Ramli menggantikan Peter B.S. Jos. (Yas/Gdn)



Targetkan Kalangan Difabel, BNI Adakan Program Mudik Bareng


Direktur Utama BNI, Achamd Baiquni mengatakan dengan diadakannya kembali Program Mudik Bareng BNI tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Dikatakan berbeda oleh Achamd Baiquni karena target tahun ini menargetkan untuk kalangan difabel.


"Secara khsusus tahun ini kita berangkatkan difabel, baru tahun ini. Alasannya, kami melihat bahwasanya kepada warga ini perlu kita berikan alokasi, kita merekrut pegawai juga ada difabel," tutur Achamd Baiquni saat ditemui di GBK, Sabtu (1/6/2019).

Untuk saat ini Achamd Baiquni membeberkan sudah sebanyak 250 orang difabel yang sudah berhasil untuk diberangkatkan ke kampung halaman. Rata-rata kampung yang dituju para difabel ini adalah tujuan Jawa Tengah seperti Solo dan Yogyakarta.

Keberhasilan BNI untuk bisa memberangkatkan para kalangan difabel ini dengan dilakukannya system jemput bola yang pelaksanaan programnya dengan bekerjasama dengan berbagai yayasan.

"Difabel ini ada macam-macam, ada dari tuna rungu, tidak netra, dan sebagainya. Jadi mereka sekitar 5 bus. Namun dalam pelaksanaanya tidak kita jadikan satu, kita campur dengan yang bukan difabel," lanjut Achamd Baiquni.

Keberhasilan dari Program Mudik Bareng BNI ini disambut positif dari salah satu difabel bernama Rahmawati (48), dirinya mengaku senang dengan adanya program mudik yang melibatkan difabel ini. Wati sapaan kerapnya juga mengakui bahwa dirinya sudah lama tidak pulang ke kampungnya yang berada di Solo.

"Sudah lama tidak bertemu saudara di Solo, apalagi saat lebaran, jadi ini saya bersyukur banget bisa dibantu. Sudah tiga tahunan tidak ke Solo," ucap dirinya.

Diceritakan oleh Wati bahwa untuk bisa mengikuti program yang di adakan oleh Bank BNI ini tidaklah sulit. Cara yang harus dilakukan hanya dengan menyerahkan identitas diri dan keluarga, maka dia sudah bisa mendapatkan kursi mudik gratis.

"Bagus lagi selama perjalanan kita juga dijamin asuransi. Jadi saya dan keluarga saya tenang dan senang bisa akhirnya merasakan mudik," pungkas dia.

Pada saat bulan Ramadhan, Bank BNI Berhasil memberangkatkan setidaknya 11.343 pemudik atau sekktar 13% lebih tinggi dari yang sudah ditargetkan, karena pada target awal Achamd Baiquni hanya menargetkan sebanyak 10.000 pemudik saja.

Program Mudik Bareng BNI sendiri adalah bentuk dukungan terhadap Program Mudik Bareng Kementerian BUMN.

Direktur Utama BNI Achamd Baiquni serta jajaran direksi dan komisaris BNI diketahui juga hadir dalam melepas ribuan pemudik bus pada acara tersebut.

Achamd Baiquni menuturkan, pencapaian sebanyak 11.343 pemudik merupakan kebanggaan bagi BNI yang telah mempersiapkan program ini dengan Tema 'Mari Lipatgandakan Kebaikan'.

Tema tersebut menjadi begitu tergenapi karena kebutuhan moda transportasi belasan ribu pemudik, termasuk pemudik difabel terpenuhi. Adapun tujuan keberangkatan bus pada hari ini yaitu Cirebon, Yogyakarta, Semarang, Purwokerto, Solo, Surabaya, Lampung, Palembang, dan Padang.

Achamd Baiquni juga mengatakan, tingginya antusiasme tersebut menjadi motivasi bagi BNI untuk terus menyediakan tidak hanya produk dan layanan perbankan yang terbaik, melainkan moda transportasi untuk kebutuhan kegiatan mudik. BNI juga membekali pemudik dengan tumbler untuk membantu mengurangi sampah dan turut melestarikan lingkungan.


Sumber: Liputan6